Contact Us

Mengenal Sistem Transmisi Tenaga Listrik

Mengenal Sistem Transmisi Tenaga Listrik
29-01-2023
Konstruksi baja


Apa itu Transmisi Tenaga Listrik?


Transmisi tenaga listrik adalah proses pemindahan tenaga listrik dari pembangkit listrik ke gardu induk dalam skala besar. Jalur yang saling berhubungan untuk memfasilitasi transmisi ini dikenal sebagai jaringan transmisi listrik. Transmisi berbeda dengan proses penyaluran tenaga listrik dari gardu induk ke pengguna yang biasa disebut dengan distribusi tenaga listrik. Gabungan jaringan transmisi dan distribusi listrik ini dikenal dengan istilah “jaringan listrik”.

Pembangkit listrik biasanya terletak di tempat yang cukup jauh dari pemukiman, pabrik atau area komersial. Untuk itu diperlukan suatu sistem distribusi tenaga listrik untuk menyalurkan tenaga listrik dari pembangkit ke pengguna akhir. Sistem distribusi tenaga listrik terbagi menjadi dua, yaitu sistem transmisi dan sistem distribusi tenaga listrik. Sistem transmisi tenaga listrik merupakan sistem yang berfungsi untuk mengalirkan tenaga listrik dari pembangkit ke gardu induk. Secara umum, pembangkit listrik dan gardu induk terletak pada jarak yang cukup jauh satu sama lain, mulai dari 300 km hingga 3000 km. Akibatnya, jarak yang jauh dapat mempengaruhi besarnya rugi-rugi listrik, termasuk disipasi panas. Salah satu cara untuk meminimalkan besarnya rugi-rugi listrik selama proses distribusi adalah dengan menaikkan tegangan. Pada sistem transmisi listrik, tegangan listrik mencapai 550 kV.

Apa fungsi dari STL?


Fungsi sistem distribusi tenaga listrik yaitu untuk mendistribusikan tenaga listrik kepada pengguna akhir. Pada sistem distribusi tenaga listrik, media penyaluran tenaga listrik dapat juga melalui saluran udara, dengan ukuran kabel tidak sebesar yang digunakan pada sistem transmisi tenaga listrik, dan melalui kabel bawah tanah. Listrik bertegangan 12 kV dialirkan melalui kabel menuju gardu induk untuk mengalami proses penurunan tegangan menjadi 120 V atau 230 V yang siap digunakan konsumen. Jadi sistem kelistrikan pada dasarnya terdiri dari tiga proses utama dari hulu ke hilir yaitu proses pembangkitan tenaga listrik, proses transmisi tenaga listrik dan proses distribusi tenaga listrik.


Baca Juga: Keunggulan Baja dalam Konstruksi!

Jenis saluran transmisi


Berdasarkan kapasitas yang dialirkan, saluran transmisi dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
1. Maskapai Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET)
Pada umumnya saluran transmisi di Indonesia digunakan pada pembangkit dengan kapasitas 500 kV. Tujuannya agar jatuh tegangan dari penampang kawat dapat ditekan secara maksimal, sehingga diperoleh operasi yang efektif dan efisien. Namun terdapat permasalahan mendasar dalam pembangunan SUTET yaitu pembangunan tower yang besar dan tinggi, membutuhkan lahan yang luas, membutuhkan isolator yang banyak, sehingga membutuhkan biaya yang tinggi. Masalah lain yang muncul dalam pengembangan SUTET adalah masalah sosial yang pada akhirnya berimbas pada masalah pendanaan.

2. Saluran Listrik Atas (SUTT)
Saluran transmisi ini memiliki tegangan operasi antara 30 kV dan 150 kV. Konfigurasi jaringan umumnya sirkuit tunggal atau ganda, dimana 1 sirkuit terdiri dari 3 fasa dengan 3 atau 4 kabel. Biasanya hanya 3 kabel dan netral diganti dengan ground sebagai jalur balik. Jika kapasitansi arus yang didistribusikan besar, konduktor di setiap fase terdiri dari dua atau empat kabel (Double atau Qudrapole) dan bundel konduktor disebut Bundel Konduktor. Jarak paling efektif terjauh dari.

3. Jalur kabel tegangan tinggi
Jalur kabel bawah tanah, jalur transmisi yang menyalurkan energi listrik melalui kabel yang terkubur di dalam tanah. Kategori duct ini menjadi favorit untuk instalasi perkotaan karena tertimbun di dalam tanah sehingga tidak mengganggu keindahan kota, juga tidak menimbulkan gangguan karena cuaca atau kondisi alam. Namun masih memiliki kekurangan, antara lain biaya pemasangan dan investasi yang tinggi serta sulitnya menentukan titik kegagalan dan perbaikan.


Baca Juga: Tips Pondasi Rumah Kokoh!